Berita Terkini

97

Apa Itu Exit Poll dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Dalam setiap penyelenggaraan pemilu, informasi mengenai hasil sementara sering menjadi perhatian masyarakat. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengetahui kecenderungan hasil pemilu sebelum penghitungan resmi selesai adalah exit poll. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan exit poll dan bagaimana cara kerjanya? Pengertian Exit Poll Exit poll adalah survei yang dilakukan segera setelah pemilih keluar dari tempat pemungutan suara (TPS). Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana seseorang memberikan suaranya dalam pemilihan umum. Hasil survei ini biasanya digunakan oleh lembaga survei atau media massa untuk memperkirakan hasil pemilu secara cepat, sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi. Berbeda dengan quick count (hitung cepat) yang menggunakan data dari formulir hasil penghitungan suara di TPS, exit poll mengandalkan jawaban langsung dari pemilih berdasarkan pernyataan mereka setelah memilih. Karena itu, hasilnya lebih bersifat prediktif dan tidak memiliki kekuatan hukum seperti hasil resmi dari KPU. Tujuan Exit Poll Exit poll memiliki beberapa tujuan penting, antara lain: Memberikan gambaran awal tentang hasil pemilu sebelum perhitungan resmi selesai. Mengukur partisipasi dan perilaku pemilih, termasuk alasan pemilih memilih kandidat tertentu. Mendeteksi potensi kecurangan, apabila hasil exit poll berbeda jauh dengan hasil resmi. Menjadi bahan analisis politik, terutama untuk memahami dinamika dan preferensi pemilih. Cara Kerja Exit Poll Proses pelaksanaan exit poll dilakukan secara sistematis agar hasilnya akurat dan mewakili populasi pemilih. Berikut langkah-langkah umumnya: Pemilihan Sampel TPS Lembaga survei terlebih dahulu menentukan TPS-TPS sampel yang dianggap mewakili wilayah tertentu, berdasarkan data demografi dan pemilih. Pengumpulan Data di Lapangan Petugas survei (enumerator) ditempatkan di luar area TPS. Mereka mewawancarai pemilih yang baru saja memberikan suara, dengan tetap menjaga kerahasiaan pilihan. Metode Pengisian Kuesioner Pemilih diminta untuk mengisi kuesioner anonim atau memberikan jawaban tertutup tentang siapa yang mereka pilih. Hal ini menjaga privasi dan kejujuran responden. Pengolahan dan Analisis Data Data dari lapangan dikumpulkan, diolah secara statistik, dan dibandingkan dengan karakteristik pemilih (usia, jenis kelamin, wilayah, dll.). Publikasi Hasil Hasil exit poll biasanya diumumkan oleh lembaga survei atau media setelah waktu pemungutan suara berakhir, agar tidak memengaruhi pemilih lain yang belum memilih. Perbedaan Exit Poll dan Quick Count Aspek Exit Poll Quick Count Sumber Data Dari pemilih setelah keluar TPS Dari hasil penghitungan di TPS Tujuan Mengetahui perilaku dan preferensi pemilih Memperkirakan hasil resmi secara cepat Tingkat Akurasi Dipengaruhi kejujuran responden Lebih tinggi karena berbasis data riil Waktu Pengumpulan Data Saat pemilih keluar TPS Setelah penghitungan di TPS selesai Kekuatan Hukum Tidak resmi Tidak resmi, tapi lebih dekat dengan hasil akhir Etika dan Aturan Exit Poll di Indonesia Pelaksanaan exit poll di Indonesia harus mematuhi aturan hukum dan etika pemilu. Berdasarkan ketentuan KPU, hasil exit poll tidak boleh dipublikasikan sebelum seluruh TPS di wilayah Indonesia selesai melakukan pemungutan suara, untuk menghindari pengaruh terhadap pemilih lain. Selain itu, lembaga survei yang melakukan exit poll wajib terdaftar di KPU dan mengikuti kode etik survei politik, termasuk menjaga kerahasiaan identitas responden serta hasil pilihan mereka.


Selengkapnya
255

Dampak Sosialisasi terhadap Perkembangan Pemilu di Indonesia

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar utama dalam sistem demokrasi Indonesia. Melalui Pemilu, rakyat memiliki kesempatan untuk menentukan arah pembangunan dan memilih pemimpin yang dipercaya. Namun, keberhasilan penyelenggaraan Pemilu tidak hanya bergantung pada kesiapan teknis dan logistik, tetapi juga pada sejauh mana masyarakat memahami dan berpartisipasi dalam proses tersebut. Di sinilah peran sosialisasi Pemilu menjadi sangat penting. 1. Pengertian Sosialisasi Pemilu Sosialisasi Pemilu adalah upaya sistematis yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyebarkan informasi, pengetahuan, dan pemahaman kepada masyarakat mengenai seluruh tahapan dan pentingnya Pemilu. Tujuan utama sosialisasi adalah agar masyarakat mengetahui kapan, di mana, dan bagaimana menggunakan hak pilihnya, serta memahami makna demokrasi dan pentingnya menjaga keutuhan bangsa melalui partisipasi politik yang bertanggung jawab. 2. Bentuk-Bentuk Sosialisasi Pemilu KPU melaksanakan sosialisasi dengan berbagai metode agar pesan demokrasi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, antara lain: Sosialisasi langsung melalui tatap muka di desa, sekolah, kampus, dan tempat ibadah. Media digital dan sosial, seperti kampanye di platform online, video edukatif, dan media interaktif. Kegiatan budaya dan seni, seperti lomba, pentas musik, atau mural yang bertema Pemilu. Relawan demokrasi (Relasi) yang ditugaskan untuk menjangkau segmen masyarakat tertentu, termasuk pemilih pemula, perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat di daerah terpencil. Dengan berbagai pendekatan ini, sosialisasi menjadi lebih inklusif dan mampu menumbuhkan kesadaran politik di semua lapisan masyarakat. Baca juga: Apa Itu Absentee Voting dan Bagaimana Cara Kerjanya? 3. Dampak Sosialisasi terhadap Perkembangan Pemilu Sosialisasi memiliki dampak nyata terhadap berbagai aspek perkembangan Pemilu di Indonesia, baik dari sisi partisipasi, kualitas demokrasi, maupun kepercayaan publik terhadap penyelenggara Pemilu. a. Meningkatkan Partisipasi Pemilih Salah satu indikator keberhasilan sosialisasi adalah meningkatnya angka partisipasi pemilih. Masyarakat yang memahami pentingnya menggunakan hak suara cenderung lebih termotivasi datang ke TPS. Pada Pemilu 2019, misalnya, tingkat partisipasi nasional mencapai lebih dari 80%, meningkat dibanding Pemilu sebelumnya, berkat gencarnya kegiatan sosialisasi KPU di berbagai daerah. b. Meningkatkan Pemahaman dan Kesadaran Politik Sosialisasi tidak hanya mendorong masyarakat untuk datang ke TPS, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap proses demokrasi. Warga menjadi lebih kritis dalam menilai calon dan program politik, serta lebih sadar akan peran dan tanggung jawab mereka sebagai pemilih yang cerdas. c. Mencegah Hoaks dan Disinformasi Di era digital, informasi yang salah atau menyesatkan (hoaks) dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap Pemilu. Melalui sosialisasi yang efektif, KPU mampu memberikan informasi resmi dan akurat, sehingga masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu yang tidak benar. d. Meningkatkan Kepercayaan terhadap Penyelenggara Pemilu Sosialisasi juga berdampak pada peningkatan kepercayaan publik terhadap KPU dan lembaga penyelenggara Pemilu lainnya. Ketika masyarakat merasa mendapatkan informasi yang jelas, transparan, dan mudah diakses, maka mereka akan lebih yakin bahwa proses Pemilu berjalan jujur, adil, dan profesional. e. Menumbuhkan Budaya Demokrasi Lebih dari sekadar kegiatan menjelang Pemilu, sosialisasi yang berkelanjutan dapat membentuk budaya politik yang sehat dan partisipatif. Masyarakat menjadi terbiasa berdiskusi, menyampaikan aspirasi, dan menghargai perbedaan pilihan politik tanpa menimbulkan konflik. 4. Tantangan dalam Sosialisasi Pemilu Meski memiliki dampak positif, pelaksanaan sosialisasi Pemilu juga menghadapi beberapa tantangan, seperti: Keterbatasan akses di daerah terpencil, termasuk wilayah pegunungan atau pedalaman seperti di Papua. Tingkat literasi politik yang masih rendah pada sebagian masyarakat. Kurangnya minat generasi muda dalam mengikuti kegiatan politik. Penyebaran informasi palsu yang lebih cepat melalui media sosial. Oleh karena itu, KPU terus berinovasi dengan menggunakan pendekatan kreatif dan kolaboratif agar pesan demokrasi dapat menjangkau semua pihak, termasuk generasi muda dan masyarakat adat.


Selengkapnya
31021

Memahami IsI dan Makna Teks Sumpah Pemuda

Wamena - Halo Sobat pemilih setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Ini bukan sekadar hari libur, melainkan momen bersejarah yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan. Lalu, apa sebenarnya isi dari Sumpah Pemuda dan apa makna mendalam di baliknya? Mari kita bahas dengan bahasa yang mudah dipahami. Isi Teks Sumpah Pemuda (Ejaan Baru) Sumpah Pemuda adalah ikrar yang diucapkan oleh para pemuda dan pemudi Indonesia dari berbagai daerah pada Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang Jakarta) tanggal 28 Oktober 1928. Ikrar ini terdiri dari tiga poin penting: Pertama: > Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua: > Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.   Ketiga: > Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Baca juga: Apa Itu Political Will dan Mengapa Penting bagi Pemerintahan yang Efektif Makna Mendalam dari Setiap Ikrar Tiga kalimat singkat itu menyimpan kekuatan yang luar biasa. Inilah makna di balik setiap poin Sumpah Pemuda: 1. Satu Tanah Air: Indonesia!  * Makna: Walaupun kita tinggal di pulau yang berbeda-beda, dari Sabang sampai Merauke, kita semua punya satu rumah, yaitu Tanah Air Indonesia. Ikrar ini meniadakan batas-batas kedaerahan (Jawa, Sumatera, dsb.) dan menyatakan bahwa semua wilayah adalah satu kesatuan, milik bersama.  * Spirit untuk Masa Kini: Menumbuhkan rasa cinta tanah air, menjaga alam dan kekayaan Indonesia, serta tidak membeda-bedakan suku dan daerah asal. Kita harus bangga dan peduli pada seluruh wilayah Indonesia. 2. Satu Bangsa: Indonesia!  * Makna: Para pemuda sepakat untuk melebur semua perbedaan suku, agama, dan budaya menjadi satu identitas: Bangsa Indonesia. Sebelum ini, perjuangan sering terpisah-pisah berdasarkan suku, tetapi ikrar ini menyatukan tujuan dan semangat.  * Spirit untuk Masa Kini: Menjaga persatuan dan kesatuan (Bhinneka Tunggal Ika). Kita harus menghargai dan menghormati setiap perbedaan. Tidak ada lagi ‘kita’ dan ‘mereka’ berdasarkan suku atau agama; kita semua adalah saudara sebangsa. 3. Satu Bahasa: Bahasa Indonesia!  * Makna: Bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa persatuan. Ini adalah alat komunikasi yang sangat vital agar seluruh rakyat Indonesia, yang memiliki ratusan bahasa daerah, bisa saling memahami.  * Spirit untuk Masa Kini: Menjunjung tinggi dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa resmi dan pemersatu, tanpa melupakan bahasa daerah. Bahasa Indonesia adalah ciri khas dan kebanggaan nasional kita. Nilai-Nilai Utama Sumpah Pemuda Selain tiga ikrar di atas, Sumpah Pemuda juga menanamkan beberapa nilai luhur yang penting kita terapkan:  * Persatuan: Inti dari Sumpah Pemuda adalah semangat untuk bersatu demi kepentingan bangsa yang lebih besar.  * Cinta Tanah Air: Dorongan untuk memiliki rasa bangga dan rela berkorban demi negara.  * Rela Berkorban: Para pemuda saat itu berkorban waktu, tenaga, dan pikiran demi masa depan bangsa.  * Menerima Perbedaan: Kongres ini adalah bukti nyata bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu.  * Semangat Gotong Royong: Semua bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sumpah Pemuda di Era Sekarang Sumpah Pemuda bukan hanya sejarah, tetapi pedoman untuk masa depan. Sebagai generasi penerus, kita memaknai Sumpah Pemuda dengan:  * Menghindari Hoaks dan Ujaran Kebencian: Jaga persatuan di dunia nyata dan di media sosial.  * Berprestasi: Berkontribusi positif di bidang masing-masing (pendidikan, teknologi, seni, olahraga) untuk memajukan bangsa.  * Menjaga Toleransi: Saling menghargai di tengah keragaman agama, suku, dan pendapat. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda, kita bisa terus menjaga Indonesia agar tetap kokoh sebagai satu nusa, satu bangsa, dan menjunjung satu bahasa persatuan!


Selengkapnya
149

Lirik dan Makna Lagu Pemilu 2024: Suara Kita Sangat Berharga oleh Kikan Cokelat

Dalam setiap penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), Komisi Pemilihan Umum (KPU) selalu berupaya menghadirkan berbagai cara kreatif untuk mengajak masyarakat berpartisipasi aktif. Salah satu bentuk kampanye kreatif pada Pemilu 2024 adalah melalui lagu tema berjudul “Suara Kita Sangat Berharga” yang dinyanyikan oleh Kikan Namara, mantan vokalis grup band Cokelat. Lagu ini menjadi simbol semangat demokrasi dan ajakan moral agar masyarakat, terutama generasi muda, tidak menyia-nyiakan hak pilihnya. Lirik Lagu “Suara Kita Sangat Berharga” Kikan Cokelat (Verse 1) Mari kita wujudkan demokrasi Dengan satu suara yang berarti Jangan ragu, jangan takut Suaramu menentukan masa depan negeri (Chorus) Suara kita sangat berharga Untuk Indonesia yang kita cinta Datang ke TPS, gunakan hakmu Bersama kita jaga demokrasi (Verse 2) Jangan biarkan orang lain tentukan Arah bangsa tanpa ikut serta Karena satu suara berarti Untuk Indonesia yang lebih baik (Chorus) Suara kita sangat berharga Untuk Indonesia yang kita cinta Datang ke TPS, gunakan hakmuBersama kita jaga demokrasi  (Bridge) Mari bergandeng tangan Untuk masa depan bersama Indonesia jaya karena kita percaya Suara kita sangat berharga Makna Lagu “Suara Kita Sangat Berharga” Lagu ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi memiliki pesan moral dan sosial yang mendalam. Kikan Cokelat, melalui suaranya yang berenergi dan penuh semangat, menyampaikan pesan bahwa setiap suara rakyat memiliki nilai yang tak ternilai dalam menentukan arah masa depan bangsa. 1. Mengajak Masyarakat untuk Tidak Golput Pesan utama lagu ini adalah mengajak masyarakat agar tidak apatis terhadap Pemilu. Kikan menegaskan pentingnya datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilih dengan penuh tanggung jawab. Satu suara yang mungkin dianggap kecil, sejatinya menjadi bagian dari keputusan besar bangsa. 2. Membangun Semangat Kebersamaan dan Cinta Tanah Air Lagu ini juga menanamkan semangat cinta Indonesia. Dengan lirik seperti “Untuk Indonesia yang kita cinta”, Kikan mengingatkan bahwa Pemilu bukan hanya urusan politik, tetapi juga bentuk kecintaan kepada tanah air. Baca juga: Sistem Pemerintahan: Pengertian, Jenis, dan Penerapannya di Indonesia 3. Mendorong Kaum Muda untuk Aktif Berpartisipasi Nada yang energik dan modern menjadikan lagu ini dekat dengan kalangan muda. Pesannya sederhana namun kuat: kaum muda adalah penentu masa depan bangsa. Dengan ikut memilih, mereka turut menentukan arah kebijakan dan pembangunan Indonesia ke depan. 4. Menjaga Nilai-Nilai Demokrasi Bagian lirik “Bersama kita jaga demokrasi” menggambarkan bahwa Pemilu bukan hanya sekadar memilih, tetapi juga menjaga kejujuran, keadilan, dan persatuan bangsa. Demokrasi hanya akan hidup jika setiap warga negara aktif berpartisipasi dengan kesadaran dan tanggung jawab. Kikan dan Semangat Demokrasi Kikan dikenal sebagai penyanyi yang peduli terhadap isu sosial dan kebangsaan. Melalui lagu “Suara Kita Sangat Berharga”, ia berhasil memadukan semangat nasionalisme dengan pesan demokrasi. Lagu ini menjadi bagian dari kampanye pendidikan pemilih KPU yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024. Lagu “Suara Kita Sangat Berharga” mengingatkan kita bahwa demokrasi bukan hanya milik para politisi, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia. Setiap warga negara, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab untuk menggunakan hak pilihnya demi kemajuan bangsa. Mari bersama KPU Kabupaten Yalimo kita gaungkan semangat ini  “Datang ke TPS, gunakan hak pilihmu, karena suara kita sangat berharga!”


Selengkapnya
254

Pengaruh Sejarah Pemilu terhadap Kaum Muda: Membangun Kesadaran Demokrasi dari Masa ke Masa

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan tonggak penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955, Pemilu tidak hanya menjadi sarana memilih wakil rakyat, tetapi juga menjadi cermin perkembangan kesadaran politik masyarakat. Salah satu kelompok yang paling berperan dalam perjalanan panjang demokrasi Indonesia adalah kaum muda. Sejarah Pemilu yang panjang dan dinamis memberikan pengaruh besar terhadap cara pandang, partisipasi, dan peran generasi muda dalam kehidupan politik bangsa. 1. Jejak Sejarah Pemilu di Indonesia Pemilu pertama Indonesia pada tahun 1955 dianggap sebagai Pemilu paling demokratis pada masa itu. Rakyat merasakan euforia karena untuk pertama kalinya mereka bisa menentukan arah bangsa secara langsung. Seiring berjalannya waktu, perjalanan demokrasi mengalami pasang surut dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi yang masing-masing membawa warna tersendiri dalam sejarah politik Indonesia. Masa Reformasi 1998 menjadi titik balik penting, di mana kebebasan berpendapat dan berpartisipasi politik kembali dijunjung tinggi. Sejak saat itu, Pemilu menjadi semakin terbuka dan melibatkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk kaum muda sebagai agen perubahan. 2. Pengaruh Sejarah Pemilu terhadap Kesadaran Kaum Muda Sejarah panjang Pemilu Indonesia menjadi bahan pembelajaran penting bagi generasi muda saat ini. Dari pengalaman masa lalu, kaum muda dapat memahami betapa pentingnya peran suara rakyat dalam menentukan masa depan bangsa. Kaum muda masa kini mewarisi semangat perjuangan generasi sebelumnya yang memperjuangkan hak pilih dan kebebasan politik. Kesadaran ini mendorong banyak anak muda untuk aktif dalam berbagai kegiatan politik, baik sebagai pemilih cerdas, relawan demokrasi, maupun calon pemimpin masa depan. 3. Tantangan Kaum Muda dalam Pemilu Modern Meskipun memiliki peran penting, kaum muda juga menghadapi tantangan dalam memahami makna demokrasi yang sejati. Era digital membawa kemudahan informasi, namun juga membuka ruang bagi disinformasi dan apatisme politik. Banyak anak muda yang merasa skeptis terhadap proses politik karena pengaruh berita palsu atau kurangnya kepercayaan pada institusi. Di sinilah pentingnya edukasi politik dan sejarah Pemilu agar generasi muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Sistem Pemerintahan di Dunia dan Contohnya 4. Membangun Partisipasi Politik dari Kesadaran Sejarah Belajar dari sejarah Pemilu dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap sistem demokrasi. Dengan memahami perjuangan panjang menuju demokrasi, kaum muda akan lebih menghargai hak pilihnya dan lebih kritis dalam menentukan pilihan politik. KPU sebagai penyelenggara Pemilu memiliki peran strategis untuk terus mendorong pendidikan politik bagi kaum muda melalui berbagai program sosialisasi, kampanye digital, serta kegiatan partisipatif di sekolah, kampus, dan komunitas. 5. Kaum Muda Sebagai Penentu Masa Depan Demokrasi Sejarah menunjukkan bahwa setiap perubahan besar di Indonesia tidak lepas dari peran generasi muda. Dari masa pergerakan kemerdekaan hingga reformasi, kaum muda selalu menjadi penggerak utama. Dalam konteks Pemilu modern, suara kaum muda merupakan penentu arah kebijakan bangsa. Oleh karena itu, memahami sejarah Pemilu bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga membangun masa depan demokrasi yang lebih matang dan berintegritas.


Selengkapnya
65

Wewenang KPU Kabupaten Yalimo dalam Menyelenggarakan Pemilu di Daerah Pegunungan

Yalimo, Papua Pegunungan — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yalimo memegang peran penting dalam memastikan seluruh tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) di wilayah pegunungan berjalan dengan jujur, adil, dan transparan. Sebagai bagian dari KPU Republik Indonesia, KPU Yalimo memiliki wewenang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, serta bertugas melaksanakan pemilu di tingkat daerah dengan memperhatikan kondisi geografis dan sosial masyarakat setempat. 1. Melaksanakan Tahapan Pemilu di Seluruh Distrik KPU Kabupaten Yalimo berwenang untuk merencanakan dan melaksanakan seluruh tahapan pemilu di tingkat kabupaten, mulai dari pemutakhiran data pemilih, pendaftaran partai politik lokal, hingga pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS. Dengan medan yang menantang dan akses transportasi yang terbatas, KPU Yalimo menyesuaikan strategi pelaksanaan pemilu agar setiap distrik, termasuk wilayah terpencil seperti Apalapsili, Abenaho, dan Elelim, tetap dapat mengikuti proses demokrasi secara penuh. Baca juga: Memahami Wewenang KPU dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia 2. Menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Data Pemilih Terpadu Sebagai lembaga penyelenggara di tingkat kabupaten, KPU Yalimo memiliki wewenang untuk melakukan pendataan dan pemutakhiran daftar pemilih. Kegiatan ini dilakukan secara langsung hingga ke kampung-kampung, dengan melibatkan Panitia Pemilihan Distrik (PPD) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). KPU Yalimo juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk memastikan seluruh warga yang memenuhi syarat terdaftar sebagai pemilih, termasuk masyarakat di daerah yang sulit dijangkau. 3. Melakukan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Salah satu wewenang penting KPU di daerah adalah melaksanakan sosialisasi dan pendidikan pemilih. KPU Yalimo aktif mengadakan kegiatan sosialisasi ke sekolah, gereja, komunitas pemuda, dan kelompok adat untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Kegiatan ini bertujuan agar warga memahami pentingnya menggunakan hak pilih, mengenali tahapan pemilu, serta menolak segala bentuk politik uang dan disinformasi. 4. Menetapkan Hasil dan Calon Terpilih di Tingkat Kabupaten KPU Yalimo memiliki wewenang untuk menetapkan hasil rekapitulasi suara di tingkat kabupaten setelah tahapan pemungutan suara selesai. Hasil ini kemudian disampaikan ke KPU Provinsi Papua Pegunungan untuk diteruskan ke tingkat nasional. Dalam pelaksanaannya, KPU Yalimo menjamin proses rekapitulasi dilakukan secara terbuka dan dapat disaksikan publik, termasuk oleh saksi partai politik dan pengawas pemilu. 5. Mengatur dan Mengawasi Dana Kegiatan Pemilu di Daerah Sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan nasional, KPU Kabupaten Yalimo juga berwenang mengelola dan mengawasi penggunaan dana hibah daerah yang digunakan untuk mendukung kegiatan kepemiluan, termasuk logistik, sosialisasi, dan pelatihan petugas. Semua penggunaan anggaran dilakukan secara transparan dan sesuai prinsip akuntabilitas publik. Menjaga Demokrasi di Wilayah Pegunungan Dengan segala tantangan geografis dan sosial yang ada, KPU Kabupaten Yalimo tetap berkomitmen menjaga integritas dan kedaulatan suara rakyat di daerah pegunungan. Pelaksanaan wewenang KPU bukan sekadar tugas administratif, melainkan bentuk nyata pelayanan negara kepada warga di seluruh pelosok Indonesia.


Selengkapnya