Pemilih Muda di Pemilu: Tantangan, Hambatan, dan Solusinya

Partisipasi pemilih muda dalam Pemilu menjadi sorotan penting karena kelompok ini menyimpan potensi besar namun masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Minimnya literasi politik, terbatasnya akses informasi yang kredibel, serta hambatan sosial dan teknologi menjadi faktor yang memengaruhi keterlibatan mereka. Di tengah kondisi tersebut, diperlukan solusi konkret agar suara generasi muda tidak sekadar menjadi angka, tetapi kekuatan nyata dalam menentukan arah demokrasi.

Hambatan 

1. Kurangnya partisipasi dari masyarakat

Seringkali, masyarakat tidak merasa terlibat dalam proses politik atau merasa bahwa suara mereka tidak akan membuat perbedaan. Akibatnya, mereka memilih untuk tidak terlibat dalam proses pemilihan umum dan tidak memberikan suara mereka. Hal ini dapat membahayakan proses pemilihan umum sendiri dan kurangnya partisipasi dapat menyebabkan pemenang yang tidak mewakili keinginan sebagian besar masyarakat.

2. Keterlibatan kelompok-kelompok yang mencoba untuk memanipulasi hasil pemilihan secara ilegal atau curang

Dalam beberapa kasus, partai politik atau kelompok tertentu dapat mencoba mempengaruhi hasil pemilihan dengan cara seperti pemalsuan suara atau intimidasi. Terlepas dari upaya untuk memastikan pemilihanyang adil dan jujur, kelompok-kelompok seperti ini masih dapat mempengaruhi hasil pemilihan dan membuat pemilihan tidak akurat.

Hambatan terbesar adalah kurangnya keterlibatan masyarakat dalam proses pemilihan umum karena beberapa faktor seperti kepercayaan yang minim terhadap sistem politik, kurangnya akses terhadap informasi, dan perasaan tidak peduli.

Baca Juga: Sejarah Pengawasan Pemilu

Tantangan 

1. Masalah teknis

Seperti masalah perhitungan suara dan kesalahan administrasi. Dalam beberapa kasus, kesalahan dalam penghitungan suara dapat membuat hasil pemilihan umum menjadi tidak jelas atau dipertanyakan. Masalah administratif seperti kegagalan pemungutan suara atau masalah dengan pemungutan suara elektronik juga dapat mengganggu proses pemilihan.

2. Pengaruh uang dalam politik

Seringkali, kandidat atau partai politik yang memiliki lebih banyak uang untuk kampanye kecil lebih berpeluang untuk memenangkan pemilihan umum. Untuk mencapai sukses dalam pemilihan umum, kandidat harus menghabiskan banyak uang untuk kampanye, seperti iklan televisi, spanduk, atau acara publik. Akibatnya, kandidat yang miskin sering kesulitan untuk bersaing dan ini dapat mempengaruhi kualitas dari calon yang dipilih.

3. Satu-satunya pilihan yang tersedia untuk pemilih

Terlepas dari kualifikasi dan integritas kandidat, jika hanya ada satu pilihan yang tersedia, maka pemilih mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki banyak pilihan dalam memilih pemimpin yang akan mewakili mereka.

4. Peran media dalam mempengaruhi hasil pemilihan dan pendangan masyarakat

Media dapat memilih sisi tertentu dalam pemilihan dan dapat mempengaruhi popularitas kandidat tertentu yang disukai oleh media. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat terpengaruh dan membuat mereka memilih calon yang tidak mewakili kepentingan mereka. Media yang tidak objektif ini seharusnya tidak terus dibiarkan dan harus dipantau untuk memastikan bahwa mereka tidak mempengaruhi hasil pemilihan umum.

5. Adanya kecurangan dari pihak pemerintah atau petugas pemungutan suara

Ini dapat terjadi ketika petugas pemungutan suara tidak bersikap adil dalam penghitungan suara, atau ketika mereka memilih untuk menambahkan suara mereka sendiri ke yang telah dipilih oleh pemilih. Pemerintah tidak seharusnya mempengaruhi pemilihan umum dan aksiaksi seperti ini harus dilihat sebagai pelanggaran serius terhadap integritas dari proses pemilihan umum.

Selain itu, tantangan yang dihadapi dalam pemilihan umum yaitu penipuan dalam pemungutan suara, intimidasi, dan kecurangan oleh partai politik yang berkuasa. Diperlukan upaya yang lebih serius dan terus-menerus dari pemerintah, masyarakat sipil, dan partai politik untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang ada agar pemilihan umum lebih demokratis dan adil.

Solusi

Peningkatan partisipasi pemilih muda dalam pemilu dapat dimaknai sebagai bentuk kesadaran politik atau masih terjaganya tingkat kepercayaan (kepedulian) pemilih muda terhadap pemerintahan atau sistem politik yang sedang berlangsung. Pemilih muda saat ini lebih rasional dan kritis tentang pemimpin masa depan Indonesia. Kemampuan pemilih muda untuk beradaptasi dengan modernisasi membutuhkan pemimpin yang dapat menyesuaikan dengan generasinya.

Pemilih muda harus mampu menilai seorang kontestan dari kacamata “policy-problem solving”, yaitu sejauh mana para kontestan mampu menawarkan program kerja atas solusi bagi suatu permasalahan yang ada, juga memiliki kepekaan terhadap masalah nasional dan kejelasan program kerja.

Hambatan dan Tantangan dalam pemilihan umum penting untuk dipahami dan diamati secara cermat. Upaya pencegahan dan penanganan hambatan dan tantangan pembelajaran dalam pemilihan umum akan melindungi demokrasi, dan memastikan hak suara yang adil bagi warga negara.

Sumber: 

1. PARTISIPASI POLITIK PEMILIH MUDA DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI DI PEMILU 2024 Heru Dian Setiawan, TB. Massa Djafar

2. HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU): Analisis Terhadap Faktor- Faktor yang Mempegaruhi Partisipasi Pemilih Eva Anggun Arifany, Fauzhiah Putri Ikhwani, Muhammad Alfan Rajasyah

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 893 Kali.