Politik Etis dan Kebangkitan Nasional: Hubungan, Tokoh, dan Peran Pentingnya

Politik Etis dan Kebangkitan Nasional merupakan dua fase penting dalam sejarah Indonesia yang saling berkaitan erat dalam mempercepat munculnya kesadaran kebangsaan. Keduanya tidak hanya menandai perubahan kebijakan kolonial Belanda, tetapi juga membuka jalan bagi lahirnya kaum terdidik yang menjadi motor perjuangan menuju kemerdekaan.

Apa Itu Politik Etis?

Politik Etis (Ethische Politiek) adalah kebijakan Belanda pada awal abad ke-20 yang bertujuan memperbaiki kesejahteraan pribumi. Dicanangkan oleh Ratu Wilhelmina pada tahun 1901, kebijakan ini merespons kritik terhadap eksploitasi yang terjadi selama masa Cultuurstelsel (Tanam Paksa).

Politik Etis mencakup tiga program utama, yang dikenal sebagai Trias van Deventer:

  1. Irigasi → pembangunan dan perbaikan saluran irigasi untuk meningkatkan produksi pertanian.

  2. Emigrasi → pemindahan penduduk dari Jawa yang padat ke wilayah lain, seperti Sumatra.

  3. Edukasi → pemberian pendidikan bagi pribumi agar mampu menjadi tenaga terampil dan mendukung tata kelola kolonial.

Meskipun memiliki motif kolonial, program edukasi justru menghasilkan dampak besar bagi kebangkitan pemikiran nasionalisme.

Baca juga: Yuk, Kenali Kewajiban Kita: Apa Sih Kewajiban Warga Negara Itu?

Kebangkitan Nasional: Awal Munculnya Kesadaran Berbangsa

Kebangkitan Nasional adalah fase ketika masyarakat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajahan. Fase ini umumnya dimulai dengan berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Ciri utama Kebangkitan Nasional:

  • Munculnya organisasi modern.

  • Tumbuhnya kaum terdidik hasil Politik Etis.

  • Perkembangan media massa dan pergerakan intelektual.

  • Kesadaran bahwa perubahan politik hanya dapat dicapai melalui persatuan dan organisasi.

Hubungan Politik Etis dengan Kebangkitan Nasional

1. Pendidikan Melahirkan Kaum Intelektual Pribumi

Program edukasi membuka akses pendidikan bagi rakyat Indonesia, meski terbatas pada kalangan tertentu. Dari sekolah ini lahirlah tokoh-tokoh pergerakan modern seperti:

  • Dr. Sutomo

  • Ki Hajar Dewantara

  • Agus Salim

  • Cipto Mangunkusumo

  • Soekarno

  • Mohammad Hatta

Mereka kemudian menjadi pelopor organisasi nasional.

2. Organisasi Modern Muncul Berkat Kesadaran Baru

Akses terhadap pengetahuan Barat membuat pemuda mulai memahami konsep:

  • kebebasan,

  • nasionalisme,

  • kesetaraan,

  • dan organisasi politik modern.

Inilah yang mendorong lahirnya organisasi seperti:

  • Budi Utomo (1908)

  • Sarekat Islam (1911)

  • Indische Partij (1912)

  • Perhimpunan Indonesia (1925)

3. Media Massa Mendorong Penyebaran Ide Nasionalisme

Berkat lebih banyak kaum terdidik, lahirlah surat kabar seperti:

  • De Express

  • Oetoesan Hindia

  • Medan Prijaji

Media ini mempercepat penyebaran gagasan persatuan dan perlawanan terhadap kolonialisme.

4. Kritik terhadap Kolonialisme Meningkat

Ironisnya, pendidikan yang diberikan kolonial justru melahirkan generasi kritis yang mempertanyakan otoritas Belanda. Hal ini menjadi fondasi lahirnya gerakan nasional.

Tokoh-Tokoh Penting dalam Politik Etis dan Kebangkitan Nasional

1. Conrad Theodore Van Deventer

Tokoh Belanda yang mengkritik eksploitasi kolonial melalui tulisannya Een Eereschuld (Hutang Kehormatan). Gagasannya menjadi dasar lahirnya Politik Etis.

2. Dr. Sutomo

Pendiri Budi Utomo, simbol Kebangkitan Nasional. Ia menekankan pendidikan dan perbaikan sosial.

3. Ki Hajar Dewantara

Tokoh pendidikan nasional dan pendiri Taman Siswa. Tulisannya "Als Ik Eens Nederlander Was" menjadi kritik tajam terhadap kolonialisme.

4. Douwes Dekker (Ernest Douwes Dekker)

Salah satu pendiri Indische Partij. Memperjuangkan persamaan hak pribumi dan Eropa.

5. Soekarno dan Hatta

Kaum intelektual yang lahir pada masa Politik Etis, kemudian menjadi pemimpin utama perjuangan kemerdekaan.

Peran Penting Politik Etis dan Kebangkitan Nasional dalam Sejarah Indonesia

1. Melahirkan Nasionalisme Modern

Sebelumnya perlawanan bersifat lokal, namun setelah Kebangkitan Nasional muncul kesadaran bahwa penjajah harus dilawan melalui organisasi dan persatuan.

2. Membuka Akses Pendidikan

Kaum terpelajar menjadi motor perubahan sosial dan politik.

3. Meletakkan Dasar Pergerakan Organisasi

Budi Utomo menjadi awal gerakan kebangsaan, diikuti organisasi lainnya yang semakin politis.

4. Membentuk Identitas Kebangsaan

Ide mengenai Indonesia sebagai satu bangsa mulai menguat, yang kelak memuncak pada Sumpah Pemuda 1928.

5. Jalan Menuju Kemerdekaan

Pergerakan yang dimulai pada masa Politik Etis berkembang menjadi perlawanan politik yang lebih terorganisir hingga proklamasi 1945.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 346 Kali.